METODE NASEHAT DAN PEPATAH
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas terstruktur
pada mata kuliah ilmu pendidikan islam
dosen
pembimbing :
Prof. DR. H. Asep Ahmad Fathurrahman, Lc., M. Ag.
Oleh :
Nizar Mauludin
21030802141067
PAI
FAKULTAS
AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS
ISLAM NUSANTARA
BANDUNG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Setiap guru tentu menginginkan peserta didiknya dapat belajar
secara mandiri dan sukses meraih prestasi akademiknya. Namun tidak dapat
dipungkiri bahwa pada umumnya peserta didik menganggap belajar itu adalah suatu
“siksaan” atau hal yang paling tidak menyenangkan sehingga saat ada ulangan
harian atau ulangan umum yang terdengar adalah keluh kesah, kekhawatiran bahkan
ketegangan yang terjadi pada mereka. Padahal semestinya kita semua setuju bahwa
belajar itu harus menyenangkan. Menurut Asep Ahmad Fathurrahman menyebutkan dalam bukunya
yang berjudul “Ilmu Pendidikan Islam” bahwa :“Al-Qur’an menyebutkan tiga
cara dalam berdakwah yaitu dengan hikmah, pelajaran yang baik, dan berdebat
dengan cara yang baik”.
Kutipan diatas memberikan isyarat bahwa dalam dunia pendidikan juga memerlukan berbagai
metode dalam penyampaian materi, karena sehari-hari mereka berkomunikasi
dengan bahasa, baik lisan maupun tulisan. Pembicaraan mereka pun harus logis.
Hal-hal yang mereka kerjakan pun harus masuk akal dan logis. Serta prilaku mereka pun harus sejalan dengan
apa yang disampaikan.
Pada umumnya orang di dunia termasuk orang Indonesia lebih dominan menganggap bahwa proses belajar mengajar bisa
berhasil apabila dilakukan melalui penugasan dan penulisan ulang. Tenyata hal
demikian dikeluhkan oleh peserta didik karena hal tersebut membuat mereka bosan
dan malah malas untuk mengerjakannya.
Berangkat dari semua itu, maka dalam makalah
ini penulis membahas tentang bagaimana
pembelajaran apabila menggunakan metode nasihat dan pepatah yang bisa
mempengaruhi peserta didik dalam proses belajar mengajar.
B. Rumusan
Masalah
Mengacu
latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan beberapa hal agar penulisan
lebih spesifik dan dapat dilaksanakan sesuai dengan kemampuan penulis, maka
yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1.
Bagaimana
pengertian dari metode nasihat dan pepatah?
2.
Bagaimana
tujuan, manfaat, dalil Al-Qur’an, kelebihan dan
kekurangan metode nasihat dan pepatah serta implikasi terhadap dunia pendidikan
?
C. Tinjauan Al-Qur’an dan
Hadits
Banyak firman-firman dalam
Al-qur’an yang mengisyaratkan tentang pembelajaran melalui nasihat dan pepatah
di antaranya :
1.
Qs. Yunus ayat 57
2.
Qs. Lukman ayat 13, 17 dan 18
3.
Qs. Ali imran ayat 159 dan
138
4.
Qs. Al-a’raf ayat 79 dan
59
5.
Qs. Ad-Dzariat ayat 55
6.
Qs. An-Nahl ayat 125
Hadits No. 1467 bulughul maram
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ رَسُولُ
اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( حَقُّ اَلْمُسْلِمِ عَلَى اَلْمُسْلِمِ سِتٌّ:إِذَا
لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ, وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ, وَإِذَا
اِسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْهُ, وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اَللَّهَ فَسَمِّتْهُ
وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ, وَإِذَا مَاتَ فَاتْبَعْهُ ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Abu Hurairah
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Hak seorang muslim terhadap sesama muslim ada enam, yaitu bila engkau
berjumpa dengannya ucapkanlah salam; bila ia memanggilmu penuhilah; bila dia
meminta nasehat kepadamu
nasehatilah; bila dia bersin dan mengucapkan alhamdulillah bacalah
yarhamukallah (artinya = semoga Allah memberikan rahmat kepadamu); bila dia
sakit jenguklah; dan bila dia meninggal dunia hantarkanlah (jenazahnya)".
Riwayat Muslim.
BAB
II PEMBAHASAN
METODE
NASEHAT DAN PEPATAH
A.
Pengertian
1.
Pengertian
metode
Kata
metode berasal dari bahasa yunani, secara etimologi metode berasal dari meta
dan hodos. Meta berarti melalui dan hodos berarti jalan atau cara.[1]
Dalam kamus besar bahasa Indonesia metode di artikan sebagai cara yang
teraturyang digunakan untuk melaksanakan pekerjaanagar tercapai sesuai dengan
yang di kehendaki; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu
kegiatan guna mencapai tujuan yang di tentukan.[2]
Secara
terminologi, umar muhamad mendefinisikan bahwa metode mengajar bermakna segala
kegiatan terarah yang dikerjakan oleh guru dalam rangka memantapkan mata
pelajaran yang di ajarkannya, ciri-ciri perkembangan muridnya, dan suasana alam
sekitarnya.[3]
2.
Pengertian
nasehat
Kata "nasehat" berasal dari bahasa
arab, dari kata kerja "Nashaha" yang berarti "khalasha",
yaitu murni serta bersih dari segala kotoran, juga bisa berarti
"Khaatha", yaitu menjahit.
Imam Ibnu Rajab rahimahullah menukil ucapan
Imam Khaththabi rahimahullah, "Nasehat itu adalah suatu kata untuk
menerangkan satu pengertian, yaitu keinginan kebaikan bagi yang
dinasehati."
Imam Khaththabi rahimahullah menjelaskan arti
kata "nashaha" sebagaimana dinukil oleh Imam Nawawi rahimahullah,
"Dikatakan bahwa "nashaha" diambil dari "nashahtu
al-'asla", apabila saya menyaring madu agar terpisah dari lilinnya
sehingga menjadi murni dan bersih, mereka mengumpamakan pemilihan kata-kata
agar tidak berbuat kesalahan dengan penyaringan madu agar tidak bercampur
dengan lilinnya.
Dan dikatakan kata "nasehat" berasal
dari "nashaha ar-rajulu tsaubahu" (orang itu menjahit pakaiannya),
apabila dia menjahitnya, maka mereka mengumpamakan perbuatan penasehat yang
selalu menginginkan kebaikan orang yang dinasehatinya dengan jalan memperbaiki
pakaiannya yang robek."
Arti ucapan beliau shalallahu 'alaihi wasallam
"Dien itu adalah nasehat" adalah bahwa nasehat itu merupakan tiang
serta tonggak dari dien ini sebagaimana sabda beliau, "Haji itu adalah
Arafah,"
3.
Pengertian
pepatah
Pepatah
menurut kbbi adalah peribahasa yang mengandung nasihat atau ajaran dari orang
tua-tua (biasanya dipakai atau diucapkan untuk mematahkan lawan bicara),
seperti tong kosong nyaring bunyinya, orang yang tidak berilmu banyak
bualnya.[4]
B.
Tujuan
dan manfaat metode nasehat dan pepatah
Tujuan dan manfaat penggunaan metode nasihat dan
pepatah bervariasi adalah untuk mengurangi kelemahan-kelemahan
tersebut antara lain:
- Siswa pasif, kegiatan belajar mengajar berpusat pada guru, sehingga mengurangi daya kreativitas dan aktivitas siswa.
- mudah menimbulkan salah tafsir, salah faham tentang istilah tertentu tanpa mengetahui artinya (verbalisme).
- melemahkan perhatian dan membosankan siswa, apabila ceramah diberikan dalam waktu yang cukup lama.
- guru tidak segera memperoleh umpan balik tentang penguasaan materi yang disampaikan.
C.
Dalil
alquran tentang pembelajaran metode nasehat
Dalam
Al-Qu’an terdapat firman-firman allah yang mengandung metode bimbingan dan
penyuluhan, justru Alqur’an sendiri diturunkan untuk membimbimng dan menasihati
manusia sehingga dapat memperoleh kehidupan batin yang tenang , sehat serta
bebas dari konflik kejiwaan. Dengan metode ini manusia akan mampu mengatasi
segala bentuk kesulitan hidup yang dia alami.[5]
Isyarat
metode nasihat pepatah terlihat dalam tiga ayat Al-Quran berikut ini:
- Pertama, QS Al-Dzariat: 55, Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.
- Kedua, QS Ali Imran: 138 (Al-Quran) Ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.
- Ketiga, QS Al-Nahl: 125: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik, sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.[6]
Menurut
Al-Thabari (1978: 131), maksud kata Al-Hikmah adalah wahyu Allah Swt. yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Fungsi wahyu tersebut untuk menyerukan
manusia ke jalan Tuhannya, yakni kepada syariat Islam. Al-Zamakhsyari dalam
Al-Kassyaf (h. 644) menafsirkan al-hikmah dengan ucapan yang bijak dan benar,
disertai dalil yang jelas dan dapat menghilangkan keraguan. Mau'idzah hasanah
adalah memberikan pengertian yang bermanfaat bagi mereka. Sedangkan mujâdalah,
berdebat atau berdiskusi dengan cara yang lemah lembut tanpa berkata keji dan
melakukan kekerasan.[7]
Contoh Metode Nasihat dalam Al-Quran
Beberapa
contoh metode nasihat dalam Al-Quran adalah QS Lukman: 13,
øÎ)ur tA$s% ß`»yJø)ä9 ¾ÏmÏZö/ew uqèdur ¼çmÝàÏèt ¢Óo_ç6»t w õ8Îô³è@ «!$$Î/ ( cÎ) x8÷Åe³9$# íOù=Ýàs9 ÒOÏàtã
"Dan (Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di
waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kezaliman yang besar".[8]
Nasihat
para nabi pada umatnya dan nasihat para nabi pada anak-anak mereka, seperti
nabi Nuh, dan Ya'kub pada anak-anaknya.[9]
Menurut
Al-Ajami (2006: 139-142), ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh para
pendidik, orang tua, dan para dai atau guru dalam memberikan nasihat:
- Memberi nasihat dengan perasaan cinta dan kelembutan. Nasihat orang- orang yang penuh kelembutan dan kasih sayang mudah diterima dan mampu merubah kehidupan manusia.
- Menggunakan gaya bahasa yang halus dan baik. QS Ali Imran: 159,
$yJÎ6sù 7pyJômu z`ÏiB «!$# |MZÏ9 öNßgs9 ( öqs9ur |MYä. $àsù xáÎ=xî É=ù=s)ø9$# (#qÒxÿR]w ô`ÏB y7Ï9öqym ( ß#ôã$$sù öNåk÷]tã öÏÿøótGó$#ur öNçlm; öNèdöÍr$x©ur Îû ÍöDF{$# ( #sÎ*sù |MøBztã ö@©.uqtGsù n?tã «!$# 4 ¨bÎ) ©!$# =Ïtä tû,Î#Ïj.uqtGßJø9$# [10]
“Maka
disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi
mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila
kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakalah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.”
- Meninggalkan gaya bahasa yang kasar dan tidak baik, karena akan mengakibatkan penolakan dan menyakiti perasaan. Metode para nabi dalam dakwah adalah kasih sayang dan kelembutan. QS Al-A'raf: 59[11]
ôs)s9 $uZù=yör& %·nqçR 4n<Î) ¾ÏmÏBöqs% tA$s)sù ÉQöqs)»t (#rßç7ôã$# ©!$# $tB Nä3s9 ô`ÏiB >m»s9Î) ÿ¼çnçöxî þÎoTÎ) ß$%s{r& öNä3øn=tæ z>#xtã BQöqt 5OÏàtã [12]
"Sesungguhnya
kami Telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: "Wahai kaumku
sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya."
Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), Aku takut kamu akan ditimpa
azab hari yang besar (kiamat)."
- Pemberi nasihat harus menyesuaikan diri dengan aspek tempat, waktu, dan materi (serta audiens-pen.).
- Menyampaikan hal-hal yang utama, pokok, dan penting. QS Lukman: 17-18,
¢Óo_ç6»t ÉOÏ%r& no4qn=¢Á9$# öãBù&ur Å$rã÷èyJø9$$Î/ tm÷R$#ur Ç`tã Ìs3ZßJø9$# ÷É9ô¹$#ur 4n?tã !$tB y7t/$|¹r& ( ¨bÎ) y7Ï9ºs ô`ÏB ÇP÷tã ÍqãBW{$#, wur öÏiè|Áè? £s{ Ĩ$¨Z=Ï9 wur Ä·ôJs? Îû ÇÚöF{$# $·mttB ( ¨bÎ) ©!$# w =Ïtä ¨@ä. 5A$tFøèC 9qãsù ,[13]
“Hai anakku,
dirikanlah salat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah
(mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa
kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh
Allah). Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan
janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.”
D.
Alasan
memilih metode nasehat dan pepatah
Alasan
penggunaan:
- agar perhatian siswa tetap terarah selama penyajian berlangsung
- penyajian materi pelajaran sistimatis (tidak berbelit-belit)
- untuk merangsang siswa belajar aktif
- untuk memberikan feed back (balikan)
- untuk memberikan motivasi belajar
E.
Kekurangan
dan kelebihan metode nasehat dan pepatah
Metode nasehat dan pepatah dalam
penerapannya di dalam proses belajar mengajar juga memiliki beberapa kelebihan
dan kekurangan, antara lain :
Kekurangan
:
1.
Mudah menjadi verbalisme.
2.
Yang visual menjadi
rugi, dan yang auditif (mendengarkan) yang benar-benar menerimanya.
3.
Bila selalu
digunakan dan terlalu sering digunakan dapat membuat bosan.
4.
Keberhasilan
metode ini sangat bergantung pada siapa yang menggunakannya.
5.
Cenderung membuat siswa pasif
Kelebihan
:
2.
Mudah
mengorganisasikan tempat duduk / kelas.
3.
Dapat diikuti
oleh jumlah siswa yang besar.
4.
Mudah mempersiapkan dan
melaksanakannya.
6.
Lebih ekonomis
dalam hal waktu.
7.
Memberi kesempatan pada guru untuk
menggunakan pengalaman, pengetahuan dan kearifan.
8.
Dapat
menggunakan bahan pelajaran yang luas
9.
Membantu siswa
untuk mendengar secara akurat, kritis, dan penuh perhatian.
10.
Jika digunakan
dengan tepat maka akan dapat menstimulasikan dan meningkatkan keinginan
belajar siswa dalam bidang akademik.
11.
Dapat menguatkan bacaan dan belajar
siswa dari beberapa sumber lain
F.
Dampak
dari mengunakan metode nasehat dan pepatah
Adapun
beberapa dampak yang di timbulkan akibat penggunaan metode nasihat dan pepatah
diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
Dampak
Negatif
·
Peserta
didik cenderung pasif.
·
Kemungkinan
peserta didik menyimpulkan isi materi sangat tipis.
2.
Dampak
Positif
·
Pemikiran
peserta didik jadi terarah.
·
Peserta
didik dapat memilih mana yang mestinya di dahulukan.
G.
Implikasi
metode nasihat dan pepatah terhadap metode pendidikan
Metode
nasihat dan pepatah ini seperti metode bimbingan dan konseling, tetapi metode
ini lebih umum karena dapat dilakukan di mana saja. Berbeda dengan bimbingan
konseling yang bersifat Formalistik.[14]
Namun esensinya sama seperti bimbingan dan konseling, pesan yang disampaikan
dalam metode nasihat dan pepatah cenderung terarah ke arah positif atau dapat
di artikan lebih mengarah pada konsep akhlakul karimah.
Metode
ini harus di miliki oleh guru atau pendidik, karena ia bertanggung jawab
terhadap pendidikan kepribadian peserta didik. Dan ini dilakukan tidak hanya di
dalam kelas tetapi juga di luar kelas baik di lingkungan sekolah, lingkungan
bermain atau tempat tinggal mereka. Metode ini merupakan bentuk kedekatan antara
pendidik dan peserta didik.[15]
Dengan demikian metode ini dapat juga digunakan sebagai ajang silaturahmi
antara murid dengan guru yang bersifat lanjutan dari awal permulaan
pembelajaran nasihat dan pepatah.
Untuk
kelancaran dalam metode ini seperti yang di contohkan nabi musa yang di
abadikan allah swt dalam Al-Qur’an surat Thaha ayat 25-28.[16]
tA$s% Éb>u ÷yuõ°$# Í< Íô|¹ ÷Åc£our þÍ< ÌøBr& ö@è=ôm$#ur Zoyø)ãã `ÏiB ÎT$|¡Ïj9 (#qßgs)øÿt Í<öqs%
Artinya:
“Berkata Musa: "Ya Tuhanku,
lapangkanlah untukku dadaku dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah
kekakuan dari lidahku supaya mereka mengerti perkataanku.”
Ada beberapa yang perlu di pahami oleh para pembaca adalah dalam
menyampaikan suatu ilmu ataupun keyakinan perlu adanya doa, bahkan manusia
setingkat Nabi Musa As. pun berdoa untuk kelancaran dakwahnya. Apalagi kita
sebagai manusia biasa yang tak terlepas dari dosa sudah selayaknya kita memohon
kelancaran dalam proses pembelajaran.
Dalam menumbuhkan dan memelihara motivasi ini,
pendidik harus mengakulturasikan atau memadukan antara persuation dan
determination supaya anak didik tidak lemah dan tidak pula memiliki sifat
kekerasan.[17]
Disamping berdoa pedidik pun harus senantiasa menumbuhakan dan memelihara
nasihat dan pepatah jangan sampai antara ucapan pendidik dan tingkah lakunya
bertolak belakang yang akan menimbulkan rasa benci peserta didik terhadap
pendidik, bahkan bisa mengakibatkan adanya tindakan kekerasan yang dilandasi
atas dasar penegakan aturan atau hukuman.
Keamana dan rasa aman merupakan saah satu
kebutuhan psikologis, sementara hukuman karea berkaitan dengan hal-hal yang
tidak disukainya akan dapat menguatkan rasa mawasdiri itu.[18]
Dengan demikian keamaan adalah salah satu faktor penting dalam berkehidupan
karena manusia pada dasarnya memiliki kebutuhan dalam setiap individu yaitu
diantaranya kebutuhan rasa aman. Selain rasa aman yang dia dapatkan ia juga
berhak mendapat penghargaan dari orang lain. Tapi jangan terlalu memanjakan
anak didik karena jika berlebihan akan berdampak negatif terhadap mentalnya, ia
akan tampil malu-malu dan tidak percaya diri. Ia menganggap teman-temannya
adalah orang yang super dan pandai bergaul, sedangkan dirinya adalah orang yang
tertutup dan kaku untuk bergaul.[19]
Psikologi daya mengatakan bahwa mental terdiri
dari daya yang satu sama lain terpisah.[20]
Misalnya untuk menguatkan ingatan maka dilatih melalui hafalan, untuk
menguatkan berfikir maka dilatih dengan menghitung, untuk menguatkan keimanan
maka dilatih dengan memperbanyak berdzikir.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari pembahasan tentang metode nasehat dan pepatah, maka dapat di
simpulkan bahwa metode nasehat dan pepatah bisa digunakan di dalam dunia
pendidikan karena berbagai pertimbangan yaitu :
1.
agar perhatian
siswa tetap terarah selama penyajian berlangsung
2.
penyajian materi pelajaran sistimatis (tidak berbelit-belit)
3.
untuk merangsang siswa belajar
aktif
4.
untuk
memberikan feed back (balikan)
5.
untuk
memberikan motivasi belajar
B.
Rekomendasi
Ada beberapa
rekomendasi yang penulis kemukakan sehubungan dengan makalah ini:
a.
Untuk meningkatkan prestasi peserta didik di bidang akademi, metode
nasihat dan pepatah lebih
ditekankan dalam setiap pembelajaran, Agar apa yang dipelajari peserta didik
bisa menjadi motivasi bagi dirinya
untuk berprestasi.
b.
Sebenarnya, metode nasehat dan pepatah
di dunia pendidikan sangat bagus di gunakan karena peserta didik lebih banyak
motivasi yang di peroleh dari setiap pembahasan, tetapi hanya sebagian kecil
instansi pendidikan yang mengggunakan metode nasihat dan pepatah. seharusnya
setiap instansi harus menggunakan metode ini agar ada keseimbangan antara
pengetahuan dengan semangat belajar peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Abdurrahman saleh, Teori-teori
pendidikan berdasarkan Al-Qur’an, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2005.
Afifah,
Nursiyam. ”metode nasihat dalam islam”, model pembelajaranku, metode
belajar, 2014. (Online). Sumber
elektronik di akses dari
http://model-pembelajaranku.blogspot.co.id/2014/12/metode-nasihat-dalam-islam.html. Diakses 28
oktober 2015
Arifin, M., Ilmu Pendidikan Islam (tinjauan
teoritis dan praktis berdasarkan pendekatan interdisipliner), PT Bumi Aksara,
Jakarta, 2011.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Mushaf Al-Azhar:
Al-Qur’an Dan Terjemaah, Jabal, Bandung,2010.
Departemen
Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,
Jakarta, 2002.
Fathurrahman, Asep, Ahmad, Ilmu pendidikan Islam
(Dengan Pendekatan Teologis Dan Filosofis), Pusaka Al-Kasyaf, Bandung,
2014.
Minarti, sri,
Ilmu Pendidikan Islam (Fakta
teoretis-filosofis dan alikatif-normatif), Amzah, Jakarta, 2013.
Mujib, Abdul, Dan Mudzakkir, Jusuf, Ilmu Pendidikan
Islam, Prenada Media, Jakarta, 2010.
Nata, Abuddin, Sejarah Pendidikan Islam Pada Periode Klasik
dan Pertengahan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010.
TIM Redaksi Fokus Media, Undang-undang RI No 20 Tahun 2003
Tentang SISDIKNAS, (Bandung: Fokus Media, 2003)
Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, CV Wacana Prima, Bandung, 2008.
[1] M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam :tinjauan teoritis dan praktis
berdasarkan pendekatan interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara,2011),
cetakan kelima, hlm. 61
[2] Departemen
Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai
Pustaka, 2002), hlm 740.
[3] sri minati, Ilmu
Pendidikan Isla : fakta teoretis-filosofis dan Aplikatif-normatif, (jakarta:
amzah,2013), Cet. I, hlm. 74.
[5] M. Arifin, Op.
Cit., hlm.. 73.
[6] Nursiyam
Afifah. ”metode nasihat dalam islam”, (model pembelajaranku, 12,2014),
hlm. 1.
[7] Ibid.
[8] Departemen Agama RI,Al-qur’an
mushaf al-azhar,(Bandung: Jabal,2010), hlm. 412.
[10] Departemen
Agama RI, Op., Cit., hlm. 71.
[11] Nursiyam
Afifah, Loc., Cit.
[12] Departemen
Agama RI, Op., Cit, hlm. 158.
[13] Departemen
Agama RI, Loc., Cit.
[14] Asep ahmad
fathurrahman, Ilmu Pendidikan islam (dengan pendekatan teologis dan
filosofis), (Bandung: Pustaka Al-Kasyaf,2014), cetakan II, hlm. 335.
[15] Ibid.
[16] Abdul mujib
dan jusuf mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: prenada
media,2010), edisi I, Cetakan ke 3. hlm. 137.
[17] Abuddin Nata, Sejarah
Pendidikan Islam Pada Periode Klasik dan Pertengahan, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2010), cet II, hlm. 18
[18] Abdurrahman
saleh abdullah, Teori-teori pendidikan berdasarkan Al-Qur’an, (jakarta:
PT Rineka Cipta, 2005), cetakan ketiga, hlm. 220.
[19] TIM Redaksi
Fokus Media, Undang-undang RI No 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, (Bandung:
Fokus Media, 2003)
[20] Sumiati dan Asra, Metode
Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2008), cetakan kedua, hlm. 44.nizarmauludin@blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar